Hari pertama kembali
berbagi ceria bersama santri TPA di masjid dekat rumah saya Alhamdulillah
berjalan lancar. Datang terlambat, jadi hanya satu santri yang saya bimbing
untuk mengaji Qur'an. Belum apa - apa, hati seakan ditarik untuk terus kembali
kepada Allah. Hanya dengan melihat mereka, semangatnya cukup membuat hati ini
terseret untuk harus kembali.
Alhamdulillah ..
BERDAMAI DENGAN
KENYATAAN
Kalimat yang Aku
dengar kedua kalinya dari orang orang sekitar yang selalu mendukungku. Tepat
sore tadi sahabat plus rekan ngajar, rekan diskusi, rekan pencari Iman tadi
mengatakan kalimat itu setelah sekian lama kami tidak berjumpa.
Kalimat yang
sebelumnya pernah Saya dapatkan dari salah seorang alumni MAN 1 Bandung yang
sekarang suksed di perkuliahannya - di ITS. Awalnya kalimat ini tak begitu
memberikan arti bagi saya, namun setelah mendengarnya kembali, yap. Ini yang
harus saya lakukan dalam hidup.
BERDAMAI DENGAN
KEADAAN
Apapun keadaan yang
kita lewati, dapatkan yaa berdamailah. Baik itu menyenangkan atau katakannlah
kurang menyenangkan maka tetaplah berdamai dengannya. Ketika diri berdamai
dengan keadaan, maka yang muncul adalah sikap sabar dan syukur yang merupakan
sayap kehidupan kita. Teringat kata teman Saya di asrama
"Syah, ada dua
jenis kehidupan bersabad dan bersyukur. Bersabar ketika mendapat musibah dan
bersyukur ketika mendapat ni'mat"
Ketika dikatakan
bahwa hidup ini adalah ujian, Maka ujian itu berupa musibah juga ni'mat. Toh
apapun yang terjadi pada diri kita sekarang adalah ujian kan?
Ada kalanya kita
bahagia juga ada kalanya kita bersedih. Keduanya merupakan cara Allah untuk
menguji hamba-Nya.
Maka, dengan
"BERDAMAI DENGAN KENYATAAN" artinya kita siap untuk menerima ujian
yang Allah berikan dengan rasa sabar dan syukur. Setelah itu juga artinya kita
siap untuk Mengoptimalkan keadaan atas
apa yang kita miliki. Setelah optimal maka langkah selanjutnya adalah tawakkal
lalu kembali berdamai dengan kenyataan - hasil dari usaha kita - lagi. Terus
begitu dalam menghadapi setiap keadaan.
YAKINlah, yakin dengan penuh kepada Allah.
Semua yang terjadi adalah skenario terindah bagi hamba-Nya. Bukankan sehelai
rambut yang patahpun itu atas kehendak Allah?
Ketika kita mampu
berdamai denngannya - kenyataan;keadaan -, hati akan terasa ringan karena
ikhlas. Yang pada akhirnya, orang orang yang berhati enanglah yang Allah
panggil untuk masuk kedalam surga-Nya.
Sesuai dengan empat ayat terakhir dalam QS. Al - Fajr
Yaa ayyatuhannafsul Mutma'innah
Irji'ii ilaa robbika roodiyammardiyyah
Fadhulii fii Ibadii
Wadkhulii Jannatii ..
Wahai jiwa yang tenang!
Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan
diridhoi-Nya
Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamb-Ku,
Dan Masuklah ke dalam surga-Ku
Semoga Allah menuntun kita untuk dapat selalu berdamai dengan kenyataan dengn rasa pengimplementasian rasa SABAR dan SYUKUR dalam setiap hembusan nafas hidup ini :)
Aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar